Sekretaris Desa Petuguran, Kecamatan Punggelan, Banjarnegara, Jawa
Tengah, Lilin Eko Priyanto, menciptakan nutrisi pakan sapi melalui
proses fermentasi.
"Penggunaan nutrisi ini dapat menambah bobot sapi mencapai 0,8 kilogram
hingga 1,5 kilogram per hari. Ini sudah dibuktikan pada sapi-sapi saya
yang bobot awalnya 350 kilogram," kata Eko (panggilan Lilin Eko
Priyanto, red.) di Banjarnegara, Jumat.
Dia mencontohkan, enam ekor sapi jenis simental dan limousin miliknya
yang dibeli enam bulan silam dengan harga Rp6,6 juta per ekor telah
ditawar oleh pedagang sebesar Rp14 juta per ekor karena bobotnya telah
bertambah.
Ia mengatakan, sapi-sapi tersebut diberi pakan organik berupa rumput
gajah, singkong, tanaman kaliandra, daun singkong, dan rumput liar yang
dipotong dengan mesin pencacah rumput hingga berukuran kecil.
Menurut dia, pakan sapi tersebut dicampur dengan nutrisi yang terbuat
dari air kelapa, tetes tebu, dan air limbah rebusan kedelai pengrajin
tempe.
"Nutrisi tersebut dibuat melalui fermentasi dengan sejenis bakteri dalam
drum," kata dia yang berijazah ujian persamaan sekolah menengah atas
(SMA).
Kendati demikian, dia enggan menyebutkan jenis bakteri berwarna putih kusam yang digunakan dalam fermentasi tersebut.
"Itu rahasia, namun salah satu bahannya berupa susu," katanya.
Oleh karena dinilai berhasil dalam penggemukan sapi, Eko mengaku sering
didatangi peternak dari Jawa Barat dan Lampung untuk belajar.
Bahkan, dia juga pernah diundang oleh Divisi Usaha Peternakan Lembaga
Pengembangan Usaha Pertanian (LPUP) Universitas Trisakti di Ciangsana,
Bogor, Jawa Barat, guna memaparkan dan mempraktikkan temuannya dalam
usaha penggemukan sapi.
Selain menciptakan nutrisi pakan sapi, Eko juga mengembangkan biogas
dari kotoran sapi miliknya sehingga dapat dimanfaatkan untuk memasak di
dapur.
Sementara urine sapi yang telah difermentasi, dia gunakan sebagai penyubur tanaman salak dan rumput gajah miliknya.
Sumber Berita: Iyaa.Com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar